Selasa, 12 November 2013

Cerpen Tempat Yang Sangat Indah

Tempat Yang Sangat
Indah

“Tet tetet tet” bunyi jam bekerku. Aku pun segera bangun untuk Shalat Tahajud seperti biasanya. Karena hari ini hari senin, aku pun sahur untuk puasa senin. Setelah makan sahur, aku membaca Al-qur’an sebentar sambil menunggu jam untuk Shalat Shubuh dan bersiap pergi ke sekolah.
Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah setelah libur semester. Aku merasa bersemangat untuk pergi ke sekolah. Rasanya ingin sekali aku bertemu dengan teman-temanku. Setibaku di sekolah, aku pun melepas kangen dengan dengan mereka. Kami saling bercerita tentang liburan kami masing-masing yang menyenangkan. Meskipun liburanku menyenangkan, tapi menurutku masih lebih menyenangkan saat aku berada di sekolah.
Bel berbunyi, jam pertama adalah pelajaran matematika, entah mengapa aku merasa senang sekali dengan pelajaran ini, padahal biasanya aku tidak begitu suka dengan pelajaran ini, malah terkadang aku tidak memperhatikan guru matematikaku menerangkan. Aku juga merasa sangat paham dengan materi kali ini. Jam pelajaran berikutnya adalah fisika. Lagi-lagi aku terheran, yang mana pelajaran fisika adalah pelajaran yang sangat aku takuti malah sekarang aku sangat paham.
Tiba-tiba guru fisikaku memanggilku.
“Aini maju kedepan, kerjakan soal ini” Guruku memanggilku.
“ Aini semangat” Kata teman sebangkuku.
“Haduh aku bisa tidak ya” Kataku pelan.
Aku mengerjakan soal tersebut dengan lancar dan tanpa kebingungan seperti biasanya. Setelah aku selesai mengerjakan guruku mengatakan jawabanku betul. Aku, teman-temanku dan guruku terheran dengan apa yang terjadi denganku. Aku terus-terusan memandangi tulisanku dipapan tulis dan bertanya-tanya.
Bel berbunyi pertanda istirahat.
“Cie Aini, bisa mengerjakan soal fisika tadi” Kata Tia teman sekelasku”
“Ah itu hanya kebetulan Yak” Kataku sambil tersenyum.
“Tidak mungkin itu kebetulan, aku aja yang biasanya bisa fisika, malah gak paham sama materi tadi” Kata Rio.
“Ah tidak mungkin kamu tidak paham otakmu mah lebih encer dari otakku” Kataku menanggapi perkataan Rio.
“Aku serius Ai” Rio menegasi perkataannya.
Setelah serius memperbincangkan keajaiban yang terjadi padaku, tiba-tiba Rizky datang ke kelasku. Dia adalah pacarku yang baru jadian denganku dua minggu yang lalu. Dia beda kelas denganku, dia anak XI IPA 2, sedangkan aku XI IPA 1. Dia menghampiriku karena ingin memberikan kado. Aku mulai teringat bahwa hari ini juga hari ulang tahunku.
“Cie Aini, pantas kamu jadi bisa fisika ternyata kamu pacaran dengan pakarnya fisika disekolah ini” Kata Rio sambil tersenyum.
“Heh apa’an sih kamu Yo” Kata Rizky.
“Gak tau Rio hari ini memang aneh kok” Kataku.
“Sudah jangan perdulikan dia. Aku kesini ingin mengasihkan ini, selamat ulang tahun ya Ai” Kata Rizky sambil tersenyum kepadaku.
“So sweet, makasih ya Ky” Kataku dengan bahagia.
“Cieeeee” Sorak Rio, Tia, Anita, Adam dan Fira.
Setelah Rizky meninggalkan kelasku, aku masih tersenyum-senyum bahagia. Aku juga memikirkan perkataan Rio tadi, dan mungkin perkataan Rio ada benarnya. Berarti hubunganku dengan Rizky ini membawa pengaruh positif.
Karena sangat senangnya aku sampai hampir lupa untuk Shalat Dhuha. Aku langsung bergegas ke masjid sekolahku untuk Shalat. Untungnya kelasku tidak jauh dari masjid. Jadi aku tidak perlu untuk berlari.
5 jam kemudian bel berbunyi pertanda proses belajar mengajar pada hari ini selesai, bersamaan dengan bunyi hpku. Ternyata ada sms dari papa yang berisikan bahwa papa tidak bisa menjemputku. Aku langsung suntuk dan kebingungan pulang dengan siapa. Karena Rizky muncul dihadapanku, tiba-tiba aku punya ide untuk pulang dengan Rizky. Belum sempat bicara saja Rizky sudah menawariku untuk pulang bersamanya.
“Sehati sekali” Kataku dalam hati sambil tersenyum.
Keesokan harinya, aku seperti biasa bangun pagi sekali untuk Shalat Tahajud dan Shalat Shubuh. Namun, aku merasa ada yang berbeda pada shalatku kali ini. Aku merasa shalatku lebih khusuk dan tenang. Seolah hari ini atau besok aku akan pulang ketangannya. Aku pasrah jika memang aku harus kembali kepadanya.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.00. Aku segera berangkat sekolah dihari kedua. Sebenarnya hari ini aku berangkat sekolah sendirian, tapi karena mama sangat khawatir denganku. Akhirnya mama menyuruh kakakku untuk mengantarku sekolah. Sepertinya mama mempunyai firasat buruk. Mungkin firasatku tadi pagi itu benar.

Setibaku di kelas, tiba-tiba hatiku tergugah untuk meminta maaf kepada teman-temanku. Aku pun maju kedepan kelas dan meminta maaf didepan temanku sekelas. Mereka terheran denganku selama dua hari ini. Setelah itu, Rizky datang ke kelasku. Dia meminta maaf denganku, Juga teman-teman kelasku yang dia kenal seperti Rio, Adam, Anita Tia dan Fira. Mereka terheran dengannya tiba-tiba dia seperti itu karena dia mengatakan hal yang sama denganku. Aku juga ingin mengatakan hal yang sama. Entah mengapa Rizky dan aku mempunyai pemikiran yang sama.
Sewaktu istirahat aku teringat dengan teman-temanku dari kelas lain.
“Din, Cha, Gan, Aku minta maaf ya kalau aku punya salah” Kataku.
“Loh, kamu sama Rizky kenapa sih kok sama-sama minta maaf ke kita” Kata Ganda.
“Iya kalian berdua hari ini sama-sama punya pikiran yang aneh, padahal kalian seingtku gak punya salah deh” Kata Chaca.
“Aku sendiri gak tau, tiba-tiba aku ingin meminta maaf dengan kalian”Sahutku.
Akhirnya sekolah hari ini berakhir. Aku pulang ke rumah menggunakan angkutan umum karena tidak ada yang bisa menjemputku. Pada saat aku berjalan aku melihat kakek tua yang kurus seperti tidak pernah makan. Karena iba aku membeli nasi untuk kakek itu dan uang kembalinya aku berikan kakek itu. Kakek itu terlihat sangat senang.
Setelah itu aku melanjutkan untuk berjalan. Aku melihat Rizky sedang melintas dan dia berhenti karena melihatku. Namun, tiba-tiba terlihat mobil yang hilang kendali, kemudian “Bruuuuuk” Rizky jatuh dari motornya dan tidak sadarkan diri. Orang sekitar membawanya ke Rumah Sakit. Setelah beberapa jam, dokter keluar dan menyatakan bahwa dia sudah tidak dapat tertolang lagi. Aku dan keluarganya menangis. Aku berpikiran sepertinya aku selanjutnya yang akan kembali kepadanya.
Setelah dari pemakaman aku pun pulang kerumah.
“Tante, saya pulang dulu” Kataku berpamitan kepada mamanya Rizky.
“Iya sayang, kamu hati-hati ya, jangan kepikiran sama Rizky ikhlaskan saja dia” Kata mamanya Rizky kepadaku.
“Iya Tante” Kataku lagi.
“Kamu naik apa? Diantar Kak Farid ya” Kata kakaknya Rizky.
“Gak usah kak aku bisa pulang sendiri” Jawabku.
“Yakin? Aku punya firasat buruk loh sama kamu Ai” Kata kak Farid.
“Iya kak, gak usah khawatirin aku, aku gak apa-apa kok kak” Jawabku.
“Ya sudah aku gak bisa maksa kamu, kamu hati-hati ya Ai, makasih ya Ai” Kata Kak Farid.
Aku pun bergegas pulang kerumah dengan angkutan umum. Pada saat aku berjalan dan akan menyebrang, aku tidak melihat kanan dan kiriku. Tiba-tiba, mobil dari kiriku melintas dengan kecepatan cepat dan menabrakku. Aku seperti mendengar suara kak Farid yang sedang memanggil-mangilku. Namun, suaranya semakin lama semakin pelan dan akhirnya menghilang.
Aku merasa seperti berjalan di kegelapan. “Aku dimana?” Tanyaku dalam hati. Tiba-tiba aku mendengar suara Rizky dan melihat cahaya. “Ai sini, disini enak” Ajakan dari seseorang. Setelah ku datangi cahaya dan suara tersebut, Aku melihat tempat yang sangat indah. Aku bertanya “Aku dimana ini?”. “Kamu ada disurga” Jawab seseorang. “Terima kasih Ya Allah kau mengabulkan cita-citaku, Surga memang sangat indah seperti yang kau katakana”



Selesai

Senin, 04 November 2013

Puisi Kesedihanku

Kesedihanku


Daun-daun berguguran
Ranting-ranting patah
Pohon-pohon pun tumbang
Karena sudah tak kuat untuk menopangnya

Matahari tampak tak muncul
Awan tampak mendung
Pelangi pun menghilang
Seolah hujan akan turun

Kenapa aku harus seperti ini
Hidup dalam kesedihan
Merasakan perihnya jatuh cinta
Merasakan sakitnya hatiku

Tuhan tolonglah aku

Aku ingin keluar dari Kesedihan ini
Merasakan indahnya hidup ini
Dan bahagia seperti dulu
Sebelum dia datang dikehidupanku