Tempat Yang Sangat
Indah
“Tet
tetet tet” bunyi jam bekerku. Aku pun segera bangun untuk Shalat Tahajud
seperti biasanya. Karena hari ini hari senin, aku pun sahur untuk puasa senin.
Setelah makan sahur, aku membaca Al-qur’an sebentar sambil menunggu jam untuk
Shalat Shubuh dan bersiap pergi ke sekolah.
Hari
ini adalah hari pertamaku masuk sekolah setelah libur semester. Aku merasa
bersemangat untuk pergi ke sekolah. Rasanya ingin sekali aku bertemu dengan
teman-temanku. Setibaku di sekolah, aku pun melepas kangen dengan dengan
mereka. Kami saling bercerita tentang liburan kami masing-masing yang
menyenangkan. Meskipun liburanku menyenangkan, tapi menurutku masih lebih
menyenangkan saat aku berada di sekolah.
Bel
berbunyi, jam pertama adalah pelajaran matematika, entah mengapa aku merasa
senang sekali dengan pelajaran ini, padahal biasanya aku tidak begitu suka
dengan pelajaran ini, malah terkadang aku tidak memperhatikan guru matematikaku
menerangkan. Aku juga merasa sangat paham dengan materi kali ini. Jam pelajaran
berikutnya adalah fisika. Lagi-lagi aku terheran, yang mana pelajaran fisika
adalah pelajaran yang sangat aku takuti malah sekarang aku sangat paham.
Tiba-tiba
guru fisikaku memanggilku.
“Aini
maju kedepan, kerjakan soal ini” Guruku memanggilku.
“
Aini semangat” Kata teman sebangkuku.
“Haduh
aku bisa tidak ya” Kataku pelan.
Aku
mengerjakan soal tersebut dengan lancar dan tanpa kebingungan seperti biasanya.
Setelah aku selesai mengerjakan guruku mengatakan jawabanku betul. Aku,
teman-temanku dan guruku terheran dengan apa yang terjadi denganku. Aku
terus-terusan memandangi tulisanku dipapan tulis dan bertanya-tanya.
Bel
berbunyi pertanda istirahat.
“Cie
Aini, bisa mengerjakan soal fisika tadi” Kata Tia teman sekelasku”
“Ah
itu hanya kebetulan Yak” Kataku sambil tersenyum.
“Tidak
mungkin itu kebetulan, aku aja yang biasanya bisa fisika, malah gak paham sama
materi tadi” Kata Rio.
“Ah
tidak mungkin kamu tidak paham otakmu mah lebih encer dari otakku” Kataku
menanggapi perkataan Rio.
“Aku
serius Ai” Rio menegasi perkataannya.
Setelah
serius memperbincangkan keajaiban yang terjadi padaku, tiba-tiba Rizky datang
ke kelasku. Dia adalah pacarku yang baru jadian denganku dua minggu yang lalu.
Dia beda kelas denganku, dia anak XI IPA 2, sedangkan aku XI IPA 1. Dia
menghampiriku karena ingin memberikan kado. Aku mulai teringat bahwa hari ini
juga hari ulang tahunku.
“Cie
Aini, pantas kamu jadi bisa fisika ternyata kamu pacaran dengan pakarnya fisika
disekolah ini” Kata Rio sambil tersenyum.
“Heh
apa’an sih kamu Yo” Kata Rizky.
“Gak
tau Rio hari ini memang aneh kok” Kataku.
“Sudah
jangan perdulikan dia. Aku kesini ingin mengasihkan ini, selamat ulang tahun ya
Ai” Kata Rizky sambil tersenyum kepadaku.
“So
sweet, makasih ya Ky” Kataku dengan bahagia.
“Cieeeee”
Sorak Rio, Tia, Anita, Adam dan Fira.
Setelah
Rizky meninggalkan kelasku, aku masih tersenyum-senyum bahagia. Aku juga
memikirkan perkataan Rio tadi, dan mungkin perkataan Rio ada benarnya. Berarti
hubunganku dengan Rizky ini membawa pengaruh positif.
Karena
sangat senangnya aku sampai hampir lupa untuk Shalat Dhuha. Aku langsung
bergegas ke masjid sekolahku untuk Shalat. Untungnya kelasku tidak jauh dari
masjid. Jadi aku tidak perlu untuk berlari.
5
jam kemudian bel berbunyi pertanda proses belajar mengajar pada hari ini
selesai, bersamaan dengan bunyi hpku. Ternyata ada sms dari papa yang berisikan
bahwa papa tidak bisa menjemputku. Aku langsung suntuk dan kebingungan pulang
dengan siapa. Karena Rizky muncul dihadapanku, tiba-tiba aku punya ide untuk
pulang dengan Rizky. Belum sempat bicara saja Rizky sudah menawariku untuk
pulang bersamanya.
“Sehati
sekali” Kataku dalam hati sambil tersenyum.
Keesokan
harinya, aku seperti biasa bangun pagi sekali untuk Shalat Tahajud dan Shalat
Shubuh. Namun, aku merasa ada yang berbeda pada shalatku kali ini. Aku merasa
shalatku lebih khusuk dan tenang. Seolah hari ini atau besok aku akan pulang
ketangannya. Aku pasrah jika memang aku harus kembali kepadanya.
Jam
sudah menunjukkan pukul 06.00. Aku segera berangkat sekolah dihari kedua.
Sebenarnya hari ini aku berangkat sekolah sendirian, tapi karena mama sangat
khawatir denganku. Akhirnya mama menyuruh kakakku untuk mengantarku sekolah.
Sepertinya mama mempunyai firasat buruk. Mungkin firasatku tadi pagi itu benar.
Setibaku
di kelas, tiba-tiba hatiku tergugah untuk meminta maaf kepada teman-temanku.
Aku pun maju kedepan kelas dan meminta maaf didepan temanku sekelas. Mereka
terheran denganku selama dua hari ini. Setelah itu, Rizky datang ke kelasku.
Dia meminta maaf denganku, Juga teman-teman kelasku yang dia kenal seperti Rio,
Adam, Anita Tia dan Fira. Mereka terheran dengannya tiba-tiba dia seperti itu
karena dia mengatakan hal yang sama denganku. Aku juga ingin mengatakan hal
yang sama. Entah mengapa Rizky dan aku mempunyai pemikiran yang sama.
Sewaktu
istirahat aku teringat dengan teman-temanku dari kelas lain.
“Din,
Cha, Gan, Aku minta maaf ya kalau aku punya salah” Kataku.
“Loh,
kamu sama Rizky kenapa sih kok sama-sama minta maaf ke kita” Kata Ganda.
“Iya
kalian berdua hari ini sama-sama punya pikiran yang aneh, padahal kalian
seingtku gak punya salah deh” Kata Chaca.
“Aku
sendiri gak tau, tiba-tiba aku ingin meminta maaf dengan kalian”Sahutku.
Akhirnya
sekolah hari ini berakhir. Aku pulang ke rumah menggunakan angkutan umum karena
tidak ada yang bisa menjemputku. Pada saat aku berjalan aku melihat kakek tua
yang kurus seperti tidak pernah makan. Karena iba aku membeli nasi untuk kakek
itu dan uang kembalinya aku berikan kakek itu. Kakek itu terlihat sangat
senang.
Setelah
itu aku melanjutkan untuk berjalan. Aku melihat Rizky sedang melintas dan dia
berhenti karena melihatku. Namun, tiba-tiba terlihat mobil yang hilang kendali,
kemudian “Bruuuuuk” Rizky jatuh dari motornya dan tidak sadarkan diri. Orang
sekitar membawanya ke Rumah Sakit. Setelah beberapa jam, dokter keluar dan
menyatakan bahwa dia sudah tidak dapat tertolang lagi. Aku dan keluarganya
menangis. Aku berpikiran sepertinya aku selanjutnya yang akan kembali
kepadanya.
Setelah
dari pemakaman aku pun pulang kerumah.
“Tante,
saya pulang dulu” Kataku berpamitan kepada mamanya Rizky.
“Iya
sayang, kamu hati-hati ya, jangan kepikiran sama Rizky ikhlaskan saja dia” Kata
mamanya Rizky kepadaku.
“Iya
Tante” Kataku lagi.
“Kamu
naik apa? Diantar Kak Farid ya” Kata kakaknya Rizky.
“Gak
usah kak aku bisa pulang sendiri” Jawabku.
“Yakin?
Aku punya firasat buruk loh sama kamu Ai” Kata kak Farid.
“Iya
kak, gak usah khawatirin aku, aku gak apa-apa kok kak” Jawabku.
“Ya
sudah aku gak bisa maksa kamu, kamu hati-hati ya Ai, makasih ya Ai” Kata Kak
Farid.
Aku
pun bergegas pulang kerumah dengan angkutan umum. Pada saat aku berjalan dan
akan menyebrang, aku tidak melihat kanan dan kiriku. Tiba-tiba, mobil dari
kiriku melintas dengan kecepatan cepat dan menabrakku. Aku seperti mendengar
suara kak Farid yang sedang memanggil-mangilku. Namun, suaranya semakin lama
semakin pelan dan akhirnya menghilang.
Aku
merasa seperti berjalan di kegelapan. “Aku dimana?” Tanyaku dalam hati.
Tiba-tiba aku mendengar suara Rizky dan melihat cahaya. “Ai sini, disini enak”
Ajakan dari seseorang. Setelah ku datangi cahaya dan suara tersebut, Aku
melihat tempat yang sangat indah. Aku bertanya “Aku dimana ini?”. “Kamu ada
disurga” Jawab seseorang. “Terima kasih Ya Allah kau mengabulkan cita-citaku,
Surga memang sangat indah seperti yang kau katakana”
Selesai